Banyuwangi Police Watch (BPW)/Lembaga Pengamat Kepolisian di Wilayah Polres Banyuwangi adalah Organisasi Masyarakat / Ormas Nirlaba yang fokus sebagai Pengamat Swadaya Masyarakat. Kami menerima sumbangan dari para donatur, yang bersifat tidak mengikat. Kirimkan sumbangan Anda ke Rekening Bank Mandiri 1-430-012-521538, an: M.Hakim Said,SH (HP/WA: 0823-3835-5251). Dana akan digunakan maksimal untuk pengamatan, penelitian, analisa, investigasi, dan pengawasan kinerja kepolisian, pendampingan hukum, dan aksi tanggap sosial bencana bagi masyarakat terutama yang membutuhkan bantuan.
Kontak Langsung :
Alamat Kantor : Jalan Ikan Sulir, Perum Sutri Blok D1, Sobo, Banyuwangi. Kontak HP / SMS / WA : 0823-3835-5251

Hasil Lebih Besar,

Minggu, 12 Februari 2017 | Pasang Iklan | Ingin Donasi? | Kerjasama | Lowongan | Gabung BPW



Pengusaha Tempe Pilih Kedelai Impor


Edy, pengusaha tempe asal Pesanggaran yang bisa memproduksi 2 kuintal setiap harinya

BANYUWANGI, BPW - Tempe menjadi kuliner paling familier di Banyuwangi. Bahkan makanan ini diproduksi hampir di semua pelosok kabupaten ini. Salah satunya adalah di Kecamatan Pesanggaran yang memiliki sentra usaha/industri tempe.

Usaha pembuatan tempe  ini ditekuni  pasangan suami istri (pasutri) Edi Supriyono (55) dan Samini (45), asal dusun Ringinmulyo, Desa Pesanggaran. Mereka sudah menekuninya sejak puluhan tahun silam. Kerap menemui kendala, tak pernah menyurutkan niatnya melanjutkan usaha rumahan tersebut. 

Edi mengaku, saat ini dalam memproduksi tempe harus mengunakan bahan baku kedelai impor. Pasalnya, jika menggunakan kedelai lokal hasilnya kurang bagus. Rasa juga berpengaruh.

Sekali produksi kita butuh dua hingga tiga kwintal kedelai,’’ katanya, Senin (13/2/17).

Edi menambahkan, jika menggunakan kedelai impor terlihat babar (sangat besar), sedangkan kedelai lokal ukurannya kecil.

Kalau pakai kedelai lokal, konsumen sering komplin. Disamping itu ukurannya kecil dan rasanya pun juga jelas berbeda,’’ jelasnya.

Usaha tempe ini, kata Edi, muncul sejak dia memutuskan berhenti dari aktivitasnya sebagai guru SD di Kabupaten Bondowoso, sekitar tahun 1991 silam. Memutuskan pensiun dari guru merupakan keinginan dan kehendak pribadi.

Sebelum menekuni usaha pembuatan tempe, Edi terlebih sempat menjadi  Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia selama 2 tahun. Kebetulan, mendapat kerja di bidang bangunan (kuli bangunan). Setelah pulang merantau dari negeri Jiran, dia kemudian memutuskan menekuni usaha pembuatan tempe sekitar tahun 2007.

Menurutnya, usaha ini masih dirasa sangat menjanjikan. Sebab, warga tetap membutuhkan tempe sebagai bahan makanan (menu) pokok. Selain itu harganya pun juga terjangkau. 

Dan kini, tempe hasil buatannya banyak dikenal masyarakat. Terutama di wilayah pasar Pesanggaran. Bahkan, tempe buatannya menjadi langganan perusahaan pertambangan emas di area Gunung Tumpang Pitu. (Eko Prastyo)

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.

 

© Copyright Banyuwangi Police Watch (BPW) 2016 -2017 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.