Kematian Ibu & Anak Dalam Satu Rumah
![]() |
|
Kapolsek
Wongsorejo, Iptu. Kusmin mengawasi proses visum yang dilakukan petugas medis
Puskesmas Wongsorejo terhadap jasad Tumarni dan Evi Novitasari
|
BANYUWANGI, BPW - Sebuah wasiat seorang ibu yang punya 3 anak ditemukan
pihak keluarga setelah dia ditemukan tanpa nyawa di rumahnya sendiri pada Rabu
(15/3/17), sekitar pukul 09.00 WIB.
“Anak-anakku, Anang dan Arik. Selamat tinggal dan
selamat berpisah untuk selamanya. Janganlah berputus asa. Karena ibumu selalu
berdoa untukmu nak”.
Begitu sepenggal surat wasiat yang ditinggalkan
Tumarni Ririn (45). Surat yang ditulis tangan dalam lembaran kertas itu
sebetulnya masih panjang. Setidaknya ada tiga lembar surat yang ditinggalkan
wanita yang tinggal di Dusun Krajan, Desa Alas Buluh, Kecamatan Wongsorejo.
Tiga lembar surat tersebut berisi tiga pesan berbeda.
Nama Arik yang tertera dalam surat yang ditulis korban
merupakan panggilan Ari Wibowo (19), putra pertamanya yang tinggal di Dusun
Possumur, Desa Bengkak, arah selatan Desa Alas Buluh. Arik merupakan saksi
pertama yang menemukan ibunya dalam kondisi tanpa nafas.
Dia pun panik dan meminta bantuan Buniran (43),
seorang petani yang tinggal di Perum Permata Candi Permai D/2 Desa Alas Buluh
untuk memastikan apakah ibunya benar-benar telah meninggal. Setelah memeriksa
sebentar, Buniran meyakini bahwa korban telah tiada.
Tumarni meninggal tak sendiri. Di dalam rumah itu ada 2
saksi juga yang melihat tubuh Evi Novitasari (15), tergeletak tanpa nyawa.
Gadis yang secara umur belum dewasa ini juga meninggalkan catatan dalam
selembar kertas. Intinya, adik dari Ari Wibowo tersebut meminta kedua kakaknya
memaafkan semua khilaf yang dulu pernah dia lakukan. Evi juga mengaku senang
telah tumbuh bersama dengan kakak-kakaknya.
Kematian ibu dan anak secara bersamaan ini segera
ditangani aparat Polsek Wongsorejo. Olah TKP segera dijalankan untuk mencari
tahu penyebab kematian kedua korban. Selain mengamankan empat lembar surat yang
ditinggalkan ibu dan anak, polisi juga mengumpulkan sejumlah keterangan dari
para saksi di lokasi kejadian.
Aparat bahkan membawa jasad kedua korban ke Puskesmas
Wongsorejo. Kapolsek Wongsorejo Iptu Kusmin melihat langsung jalannya visum
luar yang dilakukan petugas medis atas jasad korban. Hasilnya tidak ditemukan
luka bekas aksi kekerasan pada kedua jasad korban.
“Umpama tewas minum cairan mematikan kok tidak ada
bekas busa di mulut maupun pakaiannya. Botol cairan yang kita curigai juga
tidak ada di TKP. Umpama mengakhiri hidup dengan gantung diri kok tidak ada
bekas luka memar di leher,” ujar perwira yang pernah menjabat KBO Satnarkoba
Polres Banyuwangi ini.
Kondisi jasad keduanya tampak normal dari luar. Aparat
Polsek Wongsorejo pun berupaya melakukan penyelidikan dengan meminta
persetujuan otopsi kepada pihak keluarga. Sayang, langkah itu menuai kendala.
Keluarga besar Tumarni dan Evi tegas menolak walaupun aparat terus memberikan
penjelasan mengenai dampak negatif apabila tidak dilakukan otopsi.
“Karena pihak keluarga tidak menghendaki, akhirnya
kedua jasad korban kami serahkan kembali kepada keluarga untuk dimakamkan,” terang
Iptu. Kusmin sembari menyesal karena tidak diberi kesempatan untuk mengungkap
kematian ibu dan anak dalam 1 rumah secara bersamaan itu. (Hakim Said)




0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.