Wujudkan Hutan Kota, DKP Galakkan Pembangunan RTH

Proses pengerjaan ruang terbuka hijau (RTH) di lingkungan Perum Sutri Sobo

Banyuwangi, Poldes - Untuk memujudkan kota Banyuwangi semakin hijau, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) menggalakkan pembangungan ruang terbuka hijau (RTH) di permukiman. Di ruang-ruang publik itu, masyarakat bisa berkumpul, berekreasi, berkesenian, dan bahkan bisa berdiskusi untuk mengkritisi kebijakan pemerintah.
Tidak hanya di pusat kota, ruang terbuka hijau sebagai ruang publik juga dibangun di kecamatan-kecamatan lengkap dengan panggung untuk berkesenian. Total saat ini sudah ada kurang lebih 10 RTH di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi.

“Kini kami memulai menggarap  tanah fasiltas umum (Fasum) di perumahan-perumahan, contohnya ya di Perumahan Sutri Kelurahan Sobo,” ujar Kabid Pertamanan DKP Bayu Hadiyanto, ST.MSi, Rabu (4/10/16).

Selain dilingkungan Sutri, pihaknya juga membangun hal yang sama di kelurahan lain seperti di Kelurahan Sumberejo, Kelurahan Pakis dan Kelurahan Tamanbaru. Ia ingin semua fasum di Banyuwangi dijadikan ruang terbuka hijau. “Saat ini RTH di Banyuwangi hanya 9 persen dari ruang publik. Kami ingin menambah menjadi 12 persen,” ujarnya.
Selain membangun RTH, DKP juga mengajak komunitas di Banyuwangi untuk berkebun di areal sempit perkotaan melalui gerakan Indonesia berkebun. Banyuwangi adalah salah satu dari 4 daerah yang memiliki komunitas ini.
“Pada bulan Agustus lalu, Banyuwangi menjadi tuan rumah konfererensi ke 4 Indonesia berkebun dan menggelar menggelar lomba E-Park tingkat instansi, perkantoran, serta perusahaan,” tutur Bayu.

Kabid Pertamanan DKP, Bayu Hadiyanto bersama warga memantau pengerjaan RTH di perum Sutri Sobo

Sejauh ini Bayu mengajak komunitas di Banyuwangi semakin banyak yang mencintai lingkungan  dengan cara berkebun. Saat ini sudah semakin  banyak warga masyarakat  setiap Minggu belajar hidroponik di belakang halaman DKP. Masyarakat bisa belajar cara membuat pot hingga menanam sampai tanamannya bisa dipetik.
“Kami juga akan membuat hutan kota. Ada beberapa tempat yang kita sulap menjadi hutan kota yakni di Pantai Pandanan, selatan Pulau Santen dan Pantai Cemara. Kalau sudah, jadi Banyuwangi pasti semakin hijau,” kata Lulusan ITN Malang ini. 

Langkah DKP ini direspons positif oleh Hakim Said, seorang tokoh pecinta alam Banyuwangi dan L Andrew Saputra Tole, Akpor Mapala sekaligus ketua BEM Uniba. Menurut kedua pegiat lingkungan tersebut, visi yang digalakkan DKP sesuai dengan visi dari pecinta alam. Langkah DKP ini bisa menghindari rusaknya lingkungan karena pembuangan sampah dan limbah yang sembarangan.  Ia akan mensinergikan dengan program pecinta alam untuk bekerja sama melakukan penanaman pohon.

“Saya tertarik dengan komunitas Indonesia berkebun dan hutan kota.  Ini langkah positif dan harus kita dukung,” ujar pendiri kelompok pecinta alam Remapenta ini yang di amini Andre Saputra Tole. (hei)