Minggu, 14 Mei 2017

Pegawai BPN Kota Jambi Tertipu Netizen Wongsorejo Banyuwangi



Nato, pelaku penipuan asal Desa Sumberkencono Wongsorejo

BANYUWANGI, BPW - Di era digital ini, penipuan melalui media sosial semakin marak terjadi. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana komunikasi jarak jauh, decade ini oleh sebagian orang diselewengkan fungsi dan tujuannya. 

Derasnya informasi menyebabkan hampir tak ada ruang untuk penyaringan. Orang begitu gampangnya menelan mentah-mentah segala informasi yang diberikan. Tidak adanya filter ini akhrnya dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan dari orang lain dengan melakukan penipuan. 

Kejadian ini menimpa seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bernama H. Zainal Abidin (57) asal Kota Jambi, Provinsi Jambi. Berawal berkenalan dengan Nato (46) warga Dusun Krajan RT 02 RW 01 Desa Sumberkencono, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Alih-alih mendapatkan keuntungan dari kemitraannya dalam bisnis investasi penggemukan sapi, ia malah mendapatkan kerugian dari separo dari total investasinya. 

Akhirnya pada Jumat kemarin (12/5/17), bertempat di Polsek Wongsorejo, Zainal Abidin yang datang dari Jambi langsung melaporkan modus penipuan yang dilakukan Nato ke Mapolsek Wongsorejo. Kepada polisi, Zainal menceritakan oprkenalannya dengan Nato melalui media sosial. 

“Waktu itu saya tertarik dengan yang ditawarkan Nato. Karena memang saya suka sekali dengan dunia peternakan, maka saya pun ingin bekerja sama,” ungkap pria berkaca mata ini. 

Diawal komunikasi, sebenarnya pria asal Jambi yang bekerja di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Jambi ini tidak langsung bermitra bisnis dengan Nato. Saat komunikasi terjalin melalui Facebook (FB), Nato bercerita mengenai latar belakang, status sosial serta keluhan-keluhan yang membuat hatinya tergerak untuk meringankan permasalahannya. 

“Cara dia menjalin komunikasi betul-betul patut diacungi jempol. Dengan kedok sopan santun serta alim, membuat  sayaluluh. Sedikitpun saya tidak ada rasa curiga kepada dia,” papar lelaki yang sudah naik haji ini. 


Korban Zainal bidin saat melaporkan dugaan penipuan yang dilakukan Nato di Mapolsek Wongsorejo
Selain dari karakter Zainal sendiri yang memang gampang berempati, iapun semakin percaya ketika Nato juga mengirimkan foto identitas berupa KTP. Akhirnya Zainal pun yakin dan mentransfer sejumlah uang modal sesuai permintaan Nato dengan iming-iming keuntungan investasi di bisnis penggemukan sapi limusin. 

“Pertama untuk modal awal sekitar 11 juta, sekitar bulan Februari dan menjanjikan bahwa sapi yang digemukkan setiap 4,5 bulan sekali akan jual dan dibelikan sapi yang baru. Kedua 11,5 juta. Ketiga 10 juta dan keempat 3 juta untuk pakan ternak sapi yang telah dibelinya. Jadi total semua uang yang saya transfer 35,5 juta,” bebernya.

Kecurigaan Zainal muncul ketika Nato meminta 30 juta lagi untuk perbaikan kandang dengan alasan bahwa ia malu kepada orang bahwa kandangnya jelek. Merasa uang sebesar itu terlalu besar dan mewah untuk ukuran kandang sapi, maka ia hanya berniat memberikan suntikan dana sebesar 5-6 juta saja. Namun ternyata Nato yang tidak dipenuhi keinginannya mulai berulah dan menunjukkan gelagat tidak beres. Bahkan belakangan mulai menghindari komunikasi. Segala akses komunikasi baik melalui nomor selular maupun media sosial yang selama ini menjadi penghubung tidak dapat digunakan. Nomor selular tidak dapat dihubungi dan akun FB sudah berganti nama. Padahal cuma itu satu-satunya cara komunikasi antara Zainal dengan Nato karena keduanya belum pernah bertemu secara fisik. 

Zainal tidak berputus asa. Dia terus malacak keberadaan Nato di dunia maya dan akhirnya Zainal menemukan bahwa akun FB Nato telah berganti nama. Kemudian Zainal beriktikat baik untuk menjalin komunikasi terkait kelanjutan bisnis mereka. Akan tetapi jawaban Nato membuat Zainal kehabisan kesabaran. Dia tidak hanya tidak menghormati selaku kawan bisnis, tetapi dia juga melontarkan kata-kata kotor berbau pornografi. Bahkan terakhir Nato menantang Zainal untuk datang ke Banyuwangi sekaligus mengangkat hal ini naik ke ranah hukum. 

“Mungkin dia merasa bahwa saya tidak akan datang ke sini, sehingga begitu pede-nya menantang saya. Padahal bagi saya, kehilangan uang sebesar itu bukan sebuah masalah karena niat awal saya hanya ingin membantunya,” ujar Zainal. 

Tak menunggu waktu lebih lama lagi, langsung saja Zainal menghubungi teman asal Banyuwangi yang bekerja di Jambi lalu keduanya meluncur segera ke Banyuwangi dengan tujuan Polsek Wongsorejo untuk melaporkan perihal penipuan bisnis penggemukan sapi. Kapolsek Wongsorejo, AKP. Kusmin, SH melalui Brigadir A. Taufik yang menerima lapoan segera bergerak menelusuri keberadaan Nato.

“Data laporannya valid, kami bersama tim langsung meluncur ke TKP,” ungkap Brigadir Taufik.

Setelah bertemu dengan terlapor dan dikonfrontir antara keduanya, akhirnya pelapor yang tidak ingin meneruskan kerjasama bisnis penggemukan sapi meminta diselesaikan malam itu juga.  


“Saya sudah kehilangan kepercayaan kepada Nato, sehingga saya memutuskan sapi investasi saya harus dijual sesudah saya berikan apa yang menjadi hak dia selaku pemelihara,” ungkap pria penyuka traveler ini seraya berpesan kepada masyarakat agar jangan mudah percaya sebagaimana pelajaran yang didapatnya walaupun atas dasar kasihan. (Misbachul Munir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.