Banyuwangi Police Watch (BPW)/Lembaga Pengamat Kepolisian di Wilayah Polres Banyuwangi adalah Organisasi Masyarakat / Ormas Nirlaba yang fokus sebagai Pengamat Swadaya Masyarakat. Kami menerima sumbangan dari para donatur, yang bersifat tidak mengikat. Kirimkan sumbangan Anda ke Rekening Bank Mandiri 1-430-012-521538, an: M.Hakim Said,SH (HP/WA: 0823-3835-5251). Dana akan digunakan maksimal untuk pengamatan, penelitian, analisa, investigasi, dan pengawasan kinerja kepolisian, pendampingan hukum, dan aksi tanggap sosial bencana bagi masyarakat terutama yang membutuhkan bantuan.
Kontak Langsung :
Alamat Kantor : Jalan Ikan Sulir, Perum Sutri Blok D1, Sobo, Banyuwangi. Kontak HP / SMS / WA : 0823-3835-5251

Kabagren Polres Banyuwangi Rayakan Waisak Di Candi Borobudur

Kamis, 11 Mei 2017 | Pasang Iklan | Ingin Donasi? | Kerjasama | Lowongan | Gabung BPW



Perayaan Trisuci Waisak Nasional Indonesia 2561 BE/2017 yang dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah

BANYUWANGI, BPW - Hari ini, Kamis (11/5/17) umat Buddha memperingati Hari Raya Waisak 2561 BE. Dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (Purnama Sidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 S.M., Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodhgaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 S.M. Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M. Tiga peristiwa ini dinamakan "Trisuci Waisak". 

Rangkaian kegiatan Waisak Nasional umat Buddha Indonesia 2561 BE dilaksanakan di kompleks Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, 6 Mei s/d 11 Mei 2017. Sementara tema Waisak tahun ini adalah Cinta Kasih Penjaga Kebhinekaan. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan Kementerian Agama Republik Indonesia (RI) Urpendik Agama Buddha dan dihadiri oleh umat Buddha dari penjuru Nusantara yang berada pada wadah Wali Umat Budha (Walubi), majelis-majelis agama Buddha dan LKBI. 

Sebagai penganut agama Buddha yang taat, Kabagren. Polres Banyuwangi, Kompol. Drs. Bagio, MM.MH turut serta merayakan Waisak di Candi Borobudur. Bersama istri tercinta Yasrining, SST, Kompol. Bagio bersama dengan umat Buddha dari penjuru tanah air berkumpul di Candi Borobudur, yang merupakan candi terbesar di Indonesia, dipilih menjadi lokasi prosesi karena candi Borobudur merupakan candi peninggalan kerajaan Buddha di Indonesia. 

“Hadir pada perayaan Waisak di Candi Borobudur merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Selain bertemu dengan umat Buddha dari daerah lain, prosesi kegiatan Waisak di Candi Borobudur diisi dengan serangkaian ritual yang mengacu kepada sejarah dari agama Buddha di Indonesia yang telah kita ketahui di Provinsi Jawa Tengah selain Candi Borobudur, banyak terdapat candi-candi yang didirikan oleh kerajaan Buddha. Hal inilah yang membuat kami memutuskan untuk merayakan Waisak 2017 di sana”, ujar Bagio mantab. 

Prosesi Waisak 2561 BE di candi Borobudur dimulai dengan pengambilan air berkah dari Umbul Jumprit dan disemayamkan di Candi Mendut, Senin (8/5). Hari Selasa (9/5) ritual pengambilan api Dharma dari Merapen-Grobokan lalu disemayamkan di Candi Mendut. Persiapan prosesi Dharmasanti serta kegiatan ritual dilaksanakan Rabu (10/5), untuk memperingati detik-detik Waisak di Zone 1. Pindapata dilakukan di Magelang kemudian prosesi berlanjut dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Pukul 19.00 WIB dilaksanakan persiapan lampion guna dilepaskan pukul 20.30 WIB dan berlokasi di Gunadharma. Prosesi ini dimaksud sebagai harapan yang bisa menuju ke langit. Pukul 00.00 persiapan utama ummat menuju zona 1 candi Borobudur. 


Pada Kamis (11/5) pukul 01.00 WIB umat menyanyikan Vihara Githa (lagu-lagu Buddhis ciptaan mendiang Bikkhu Giri Rakkhito Mahathera. Pengarahan ketua panitia Waisak 2560 BE oleh Dra. S. Hartati Murdaya kemudian dilanjutkan sambutan oleh Direktur Urpendik Agama Buddha Kementerian Agama RI, Drs. Supriadi, M. Pd. Ritual yang tak kalah penting adalah Pradaksina yaitu prosesi mengelilingi candi Borobudur sebanyak 3 kali dengan membawa bunga teratai dan diiringi lagu Buddhang Saranang Gacchami. 

Selesai Pradaksina ummat meletakkan teratai di Candi Borobudur dengan melakukan adhitana (bertekad) dan melakukan namaskara 3 kali. Prosesi doa dipimpin oleh perwakilan majelis-majelis Buddha dari seluruh Indonesia seperti Majabuthi, Mahayana, Majabudti, Madhatantri, MSNBDI, ZFZ Kasogatan, Mapan Bumi dan Martrisia. Setelah prosesi doa,kegiatan dilanjutkan dengan renungan waisak dan tuntunan meditasi. 

Puncak dari perayaan Waisak 2560 BE adalah meditasi. Tepat pukul 04.20 meditasi dilakukan menjelang detik-detik Waisak pukul 04.42. meditasi selesai pukul 05.00 ditandai dengan pemukulan gong. Kesan yang paling mendalam adalah ketika berada pada meditasi.
Disinilah Kompol. Bagio beserta istri betul-betul bisa merasakan makna Buddha yang sebenarnya. Setelah melalui perenungan mengenai tiga peristiwa penting dalam diri Sidharta Gautama. Ketika itu makna sesungguhnya mengenai proses perjalanan Sang Buddha dari kelahiran, mencapai pencerahan kemudian wafat bisa didapatkan yang nantinya akan menjadi modal untuk menjalani kehidupan ini. 

“Tema Waisak kali ini yaitu Cinta Kasih Penjaga Kebhinekaan sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawab saya. Di tengah-tengah isu disintegrasi bangsa, tema ini terasa pas untuk kembali direnungkan dan diimplementasikan dalam tugas keseharian sebagai anggota Polri,” tutup Kompol. Bagio mengakhiri obrolannya dengan wartawan media ini. (Misbachul Munir)

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.

 

© Copyright Banyuwangi Police Watch (BPW) 2016 -2017 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.