Banyuwangi Police Watch (BPW)/Lembaga Pengamat Kepolisian di Wilayah Polres Banyuwangi adalah Organisasi Masyarakat / Ormas Nirlaba yang fokus sebagai Pengamat Swadaya Masyarakat. Kami menerima sumbangan dari para donatur, yang bersifat tidak mengikat. Kirimkan sumbangan Anda ke Rekening Bank Mandiri 1-430-012-521538, an: M.Hakim Said,SH (HP/WA: 0823-3835-5251). Dana akan digunakan maksimal untuk pengamatan, penelitian, analisa, investigasi, dan pengawasan kinerja kepolisian, pendampingan hukum, dan aksi tanggap sosial bencana bagi masyarakat terutama yang membutuhkan bantuan.
Kontak Langsung :
Alamat Kantor : Jalan Ikan Sulir, Perum Sutri Blok D1, Sobo, Banyuwangi. Kontak HP / SMS / WA : 0823-3835-5251

LSM, Wartawan Dan Polisi Gelar Ruwatan Massal Di Dam Talang Setail Bangorejo

Sabtu, 08 April 2017 | Pasang Iklan | Ingin Donasi? | Kerjasama | Lowongan | Gabung BPW


Ki Dalang Suyadi membawakan lakon purwakala dalam Ruwatan Massal Bumi Blambangan di Jembatan Talang Bangorejo

BANYUWANGI, BPW - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), LSM Advokasi, Surat Kabar Harian Memorandum dan Polsek Bangorejo menggelar ruwatan massal, Sabtu (8/4/17). 

Acara tersebut merupakan bentuk keprihatinan atas situasi Kamtibmas dan gejolak diwilayah Banyuwangi selatan belakangan ini. Sehingga digelar lah acara bertajuk ‘Ruwatan Massal Bumi Blambangan’ itu di segitiga emas, Dam Talang Setail Bangorejo, masuk Kecamatan Bangorejo.

Pagelaran wayang kulit ala Surakarta menjadi penanda ruwatan massal ini. Ki Dalang Suyadi dari Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo, menjadi tokoh sentral dalam acara ruwatan ala Jawa yang digelar sekitar pukul 12.00 WIB. Lakon Purwakala menjadi cerita ruwatan massal yang diikuti oleh 47 warga dari lima kota, yakni Kecamatan Gambiran, Pesanggaran, Bangorejo, Surabaya dan Lampung.

Malamnya, ganti Ki Dalang Yuwono Lebdo Carito yang beraksi menghibur warga. Dalang asal Dusun Stembel, Desa/Kecamatan Gambiran tersebut membawakan lakon Kikis Treggono. Menurut Suparmin, ruwatan massal ala Jawa yang digelar di wilayah segitiga emas ini untuk menyejukkan situasi Banyuwangi dari gesekan maupun gejolak di kalangan bawah.

“Masih belum lepas kejadian di sekitaran area tambang emas yang sempat bergejolak beberapa waktu lalu. Sampai sekarang gesekkan masih ada meskipun kecil. Kami ingin situasi Bumi Blambangan aman dan tentram lagi. Jauh dari huruhara apalagi sampai jatuh korban,” harapnya.

Disamping menentramkan Tanah Gandrung, ruwatan massal ini juga untuk membantu kalangan ekonomi kurang mampu yang masih mempercayai adat Jawa untuk menjalani penyucian diri. Ditambahkan Suparmin, menggelar ruwatan ala Jawa membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pelaksanaan secara massal diyakini lebih mempermudah warga dalam menyalurkan keyakinannya.

“Dananya tidak cukup Rp 15 juta. Kalau menyelenggarakan sendiri tentu berat. Makanya kita gelar bersama supaya lebih ringan. Tujuannya sama kok, ingin rejekinya lancar, kerja lebih mudah dan jauh dari marabahaya,” sambung Suparmin sekaligus Ketua Panitia Ruwatan Massal Bumi Blambangan.

Ruwatan massal yang melibatkan LSM, wartawan dan aparat kepolisian ini mendapat antusiasme dari warga segitiga emas. Sekedar diketahui, Dam Talang Setail disebut segitiga emas karena bangunan peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1892 ini menjadi perbatasan antara tiga wilayah. Antara lain Dusun Sere, Desa/Kecamatan Bangorejo; Dusun/Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran dan Dusun Mojosari, Desa/Kecamatan Tegalsari. (Hakim Said)

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.

 

© Copyright Banyuwangi Police Watch (BPW) 2016 -2017 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.