![]() |
|
Ki Dalang
Suyadi membawakan lakon purwakala dalam Ruwatan Massal Bumi Blambangan di
Jembatan Talang Bangorejo
|
BANYUWANGI, BPW - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), LSM
Advokasi, Surat Kabar Harian Memorandum dan Polsek Bangorejo menggelar ruwatan massal,
Sabtu (8/4/17).
Acara tersebut merupakan bentuk keprihatinan atas situasi
Kamtibmas dan gejolak diwilayah Banyuwangi selatan belakangan ini. Sehingga
digelar lah acara bertajuk ‘Ruwatan Massal Bumi Blambangan’ itu di segitiga
emas, Dam Talang Setail Bangorejo, masuk Kecamatan Bangorejo.
Pagelaran wayang kulit ala Surakarta menjadi penanda
ruwatan massal ini. Ki Dalang Suyadi dari Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo,
menjadi tokoh sentral dalam acara ruwatan ala Jawa yang digelar sekitar pukul 12.00
WIB. Lakon Purwakala menjadi cerita ruwatan massal yang diikuti oleh 47 warga
dari lima kota, yakni Kecamatan Gambiran, Pesanggaran, Bangorejo, Surabaya dan
Lampung.
Malamnya, ganti Ki Dalang Yuwono Lebdo Carito yang
beraksi menghibur warga. Dalang asal Dusun Stembel, Desa/Kecamatan Gambiran
tersebut membawakan lakon Kikis Treggono. Menurut Suparmin, ruwatan massal ala
Jawa yang digelar di wilayah segitiga emas ini untuk menyejukkan situasi
Banyuwangi dari gesekan maupun gejolak di kalangan bawah.
“Masih belum lepas kejadian di sekitaran area tambang
emas yang sempat bergejolak beberapa waktu lalu. Sampai sekarang gesekkan masih
ada meskipun kecil. Kami ingin situasi Bumi Blambangan aman dan tentram lagi.
Jauh dari huruhara apalagi sampai jatuh korban,” harapnya.
Disamping menentramkan Tanah Gandrung, ruwatan massal
ini juga untuk membantu kalangan ekonomi kurang mampu yang masih mempercayai
adat Jawa untuk menjalani penyucian diri. Ditambahkan Suparmin, menggelar
ruwatan ala Jawa membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pelaksanaan secara massal
diyakini lebih mempermudah warga dalam menyalurkan keyakinannya.
“Dananya tidak cukup Rp 15 juta. Kalau
menyelenggarakan sendiri tentu berat. Makanya kita gelar bersama supaya lebih
ringan. Tujuannya sama kok, ingin rejekinya lancar, kerja lebih mudah dan jauh
dari marabahaya,” sambung Suparmin sekaligus Ketua Panitia Ruwatan Massal Bumi
Blambangan.
Ruwatan massal yang melibatkan LSM, wartawan dan
aparat kepolisian ini mendapat antusiasme dari warga segitiga emas. Sekedar
diketahui, Dam Talang Setail disebut segitiga emas karena bangunan peninggalan
Belanda yang dibangun tahun 1892 ini menjadi perbatasan antara tiga wilayah.
Antara lain Dusun Sere, Desa/Kecamatan Bangorejo; Dusun/Desa Purwodadi,
Kecamatan Gambiran dan Dusun Mojosari, Desa/Kecamatan Tegalsari. (Hakim
Said)




0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.