![]() |
Takrib, bersama keluarga besarnya seusai banjir bandang di kediamannya Susun Silirsari, Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung |
BANYUWANGI, BPW – Ibarat sudah
jatuh tertimpa tangga pula, itulah pepatah yang pantas disandang Takrib
dan keluarganya. Dia adalah salah 1 korban
banjir di Dusun Silirsari, Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, Jawa
Timur. Kisahnya begitu sangat memilukan.
Saat banjir bandang terjadi pada Sabtu malam (11/2/17),
Yoyok Supito yang tidak lain adalah anak menantunya berusaha menyelamatkan
tujuh ekor sapi peliharaannya yang berada di kandang belakang rumahnya. Karena waktu
itu, volume ketinggian air sudah mencapai 1 meter.
"Awalnya anak saya ini berusaha melepas sapi di
kandang. Tapi baru dua dibawa selamat ke Masjid, yang lima lainnya tidak bisa
dibawa karena keburu airnya tinggi. Jadi di lepas begitu saja dan terbawa air
banjir," terang Takrib kepada media ini, Selasa (14/2/17).
Tak hanya itu, setelah tak mampu menyelamatkan 5
sapi kesayangannya, justru Yoyok juga ikut terbawa arus banjir.
Namun beruntung Dia selamat karena tersangkut ranting pohon jati di samping
kandang.
"Yang lima nggak sempat, saya lepas saja. Karena
airnya sudah 2 meter lebih. Saya beruntung tersangkut di pohon sampai 2
jam," ungkap Yoyok Supito.
Berhasil melepaskan diri dari jebakan banjir di atas
pohon, Yoyok dapat pulang ke rumah. Masuk rumah, Dia
disambut istri dan keluarganya bak pahlawan meski nyawanya sempat jadi taruhan.
Tak berhenti di sini, perjuangan kembali dilakukan oleh
duet bapak anak ini. Sembari memastikan keluarganya aman, pencarian hewan
kesayangan kembali dilakukan. Kali ini, keduanya berusaha berenang di antara
dahan belantara di gelapnya malam. Namun, hingga subuh tak satupun hasil
ditemukan.
"Saya sudah lemas dan putus asa, capek tenaga dan
pikiran. Hampir pagi ternyata saya dengar suara sapi dari kejauhan. Saya cari
ternyata sapi saya nyangkut di atas batang bambu. Setelah itu, satu sapi lagi
ketemu juga di pinggir sungai yang tak jauh dari tempat pertama, kondisinya
selamat," kisah Takrib.
![]() |
Sapi-sapi milik Takrib yang berhasil diselamatkan dari banjir bandang |
Setelah 4 sapi rumatan ketemu
ditangan, kisah pilu itu datang. Dua sapi lain berlebel indukan Simental dan
anakan jenis Leumosin ditemukan bersanding dalam keadaan lemas tak bernyawa.
Mirisnya lagi, bangkai sapi itu ditemukan di bawah gerobak bakso milik
tetangganya.
"Oalah, eman tenan mas. Anaknya masih kecil dan
sehat. Dua sapi itu sudah ditawar oleh blantik (pedagang) Rp 23 juta gak saya
lepas," keluhnya.
Cerita Bapak tiga anak ini memang terdengar menyedihkan
dan kadang membuat orang lain iba. Tapi kadang juga menggelikan, lantaran
sesekali Dia bercerita hal yang terkesan lucu dan blak-blakan.
Meski kejadian ini mengundang simpati, namun tak semua
warga mau mengerti. Buktinya, setelah berselang jeda waktu panjang, 1
ekor sapinya telah berhasil diketemukan. Girang bercampur bahagia tak mampu diungkapkannya. Namun belum sempat lupa rasa bahagia itu dirinya justru kembali
mengelus dada.
"Apa gak ngerti saya ini kena musibah dan lagi kesusahan
kok ya tega minta uang tebusan ke saya. Jadi yang menemukan ini minta saya uang
Rp 2 juta. Nelongso rasanya, kok gak punya rasa prikemanusian, di sini sedang
kena musibah, kok tega," ungkapnya.
Meski demikian, atas bantuan keluarga lain akhirnya sapi yang sempat terbawa banjir sejauh 5 kilometer itu dapat kembali ke pangkuannya. Tapi syaratnya, Dia harus membayar mahar Rp 1,2 juta.
Meski demikian, atas bantuan keluarga lain akhirnya sapi yang sempat terbawa banjir sejauh 5 kilometer itu dapat kembali ke pangkuannya. Tapi syaratnya, Dia harus membayar mahar Rp 1,2 juta.
"Lima selamat dua mati, tapi Alhamdulillah masih
dikasih sisa. Tapi ya rugi, kalau ditotal tujuh sapi semua kira-kira Rp 235
jutaan lah," pungkasnya. (Eko Prastyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.