Selasa, 14 Februari 2017

Air Sumber Jeding Yang Tak Pernah Kering,



Diyakini Sebagai Tempat Pemandian Putri Sri Tanjung

Mbah Wahono, tunjukkan air di sumber jeding yang terletak di Dusun Pekulo, Desa Kepundungan, Kecamatan Srono

BANYUWANGI, BPW - Di Dusun Pekulo, Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, ada sebuah sumber mata air yang diapit 2 pohon beringin besar. Masyarakat setempat meyakini, bahwa sumber tersebut ada sejak kejayaan kerajaan Majapahit. 

Oleh masyarakat, mereka sebut 'Sumber Jeding' karena dibawah aliran sumber itu terdapat 2 'belik' (kolam air). Keberadaan sumber itu sangat bermanfaat bagi para petani. Sumber yang mengalirkan air bening itu mampu mengaliri sawah seluas 50 Ha.

Sekalipun musim kemarau, petani yang memiliki sawah di sekitar aliran Sumber Jeding tidak pernah mengeluh. Mengingat sekalipun musim kemarau panjang melanda Bumi Blambangan, air sumber disitu tidak pernah kering.

Konon menurut masyarakat, dahulu Sumber Jeding sebelum ramai adanya perkampungan kondisinya berupa hutan belantara. Di hutan ini sempat menjadi tempat persinggahan Raden Damar Wulan, ketika melakukan perjalanan. 

Kala itu, Damar Wulan sedang beristirahat, kemudian terlebih dulu mengikat tali kudanya ke dua pohon besar itu. Akibat perjalanan jauh ia akhirnya kehausan dan mencari air minum di sekitar hutan. Setelah lama mencari, seteguk airpun tidak ditemukan. Lantas, gagang cemeti yang dipegangnya ia tancapkan ke tanah tepat di antara kedua pohon beringin itu.
Dengan izin Tuhan, sumber mata air dari cemetinya mengalir sangat deras. Melihat fenomena itu, Damar Wulan langsung meminum air ajaib tersebut.

Dari legenda yang ada itu, hingga sekarang warga menggunakan sumber air ini untuk kebutuhan hidup sehari - hari.

Menurut Balok Suwarno (65), warga dekat Sumber Jeding, kepada media ini mengatakan, air yang ada yang berada di Sumber Jading tidak pernah surut. Meskipun kemarau melanda wilayah ini. Selain itu, airnya pun juga bisa langsung diminum  walaupun  tidak dimasak saking bersih dan beningnya

"Air nya tidak pernah surut, meskipun pada musim kemarau sekalipun. Selain itu air ini bisa langsung kita minum sekalipun tidak dimasak. Airnya sangat jernih dan menyehatkan," kata Balok Suwarno ditemui di lokasi Sumber Jeding, Selasa, (14/02/17).

Menurut Sumber lain Mbah Wahono (70) dia kisahkan, Sumber Jeding merupakan salah satu tempat pemandian Putri Sritanjung pada sejarah berdirinya Banyuwangi. Sumber Jeding juga berkaitan erat keberadaan kerajaan Kedawung.

Saya belum ada, sumber ini sudah ada. Dan menurut keyakinan masyarakat sejarahnya ya seperti itu,” kata Mbah Wahono sesepuh Dusun Pekulo Desa Kepundungan.

Mitos keberadaan sumber ini dipercayai, jika warga hendak hajatan tidak melakukan 'kenduri' (selamatan) di Sumber Jeding, maka malapetaka akan menimpa.

Tak heran jika setiap warga menyelenggarakan hajatan melakukan prosesi selamatan terlebih dahulu di sumber keramat ini.

“Dulu ada warga yang tidak selamatan. Orang tuanya meninggal, dan mempelainya matanya juling,” papar Mbah Wahono.

Rata-rata saat melakukan kenduri kata Mbah Wahono, warga membawa wadah untuk mengambil air di mata air tersebut, sebagai syarat memasak makanan keperluan hajatan.
Jika tidak melaksanakan, jangan harap masakan yang dimasak bisa dimakan lantaran tidak bisa matang.

“Itu keyakinan masyarakat dari dulu. Pernah ada kejadian karena yang punya hajat tidak percaya,” terangnya. (Eko Prastyo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.