Kapolsek Glagah dan Kalipuro Sepakat Awasi Rumah Kos
![]() |
Kapolsek Glagah AKP Ibnu Masud (kiri) dan Kapolsek Kalipuro AKP Supriyadi sepakat memerangi miras dan mengawasi penginapan dari penyimpangan |
BANYUWANGI, BPW - Maraknya peredaran minuman keras (miras), membuat Kapolsek Kalipuro, AKP. Supriyadi dan Kapolsek
Glagah, AKP. Ibnu Masud bersepakat untuk melibas di masing-masing wilayah
tugasnya. Langkah ini mesti diambil menyusul maraknya pendirian rumah kos,
homestay maupun penginapan di dua wilayah yang secara geografis memang
berdampingan.
“Sekarang di Kecamatan Glagah bermunculan obyek wisata
baru. Geliat pariwisata itu diiringi dengan banyaknya bangunan penginapan bagi
wisatawan. Pendirian rumah kos juga ada. Ini berpotensi dengan tingkat
kerawanan kriminal seperti pencurian,” lontar AKP. Ibnu Masud saat menjadi nara
sumber dalam talkshow di Radio Fajar FM Banyuwangi.
Kerawanan lainnya, pendirian rumah kos dan penginapan
akrab dengan kedatangan penduduk baru. Para pengelola diminta untuk meminta
kartu identitas para tamu yang menginap. Mereka juga diminta proaktif untuk
memberi arahan agar tidak menggelar pesta miras.
“Jangan gunakan kos-kosan mabuk-mabukan dan mesum.
Secara berkala kami akan melakukan razia untuk menertibkan penyimpangan yang
mungkin terjadi,” ucapnya.
Sepaham dengan langkah koleganya, Kapolsek Kalipuro,
AKP. Supriyadi juga mengamini. Peristiwa meninggalnya sopir tangki asal Malang,
Matius Jasariadi (51), di rumah kosnya di di Lingkungan Sukowidi, Kelurahan
Klatak, Kecamatan Kalipuro pada Rabu (8/2/17) malam, menjadi bukti pentingnya
pengumpulan identitas oleh pemilik kos.
“Umpama ada apa-apa polisi bisa cepat mengambil
langkah. Misalnya menghubungi kerabat korban,” jelasnya.
Dalam kasus meninggalnya Matius, Polsek Kalipuro
langsung menggelar olah TKP. Penyelidikan yang digelar aparat tak menemukan
luka bekas tanda penganiayaan pada jasadnya. Justru dari keterangan rekan dan
tetangga kos, korban diketahui mengidap penyakit paru-paru akut.
“Kalau identitasnya jelas enak, polisi mudah dalam
bekerja. Umpama meninggal tidak wajar kita segera menghubungi keluarganya untuk
didatangkan. Karena proses olah TKP kadang berlanjut dengan proses visum maupun
otopsi. Kita butuh persetujuan dari mereka,” tambah AKP Supriyadi.
Karena identitas jelas, akhirnya jasad Matius segera
dipulangkan ke kampung halamannya di Malang. Proses itu akan menemui kendala
apabila identitas penghuni kos maupun penginapan tidak jelas. Kelonggaran yang
diberikan pengelola bisa memicu kerawanan kamtibmas. (Hakim Said)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.