Rabu, 01 Februari 2017

Antisipasi Kerawanan Selat Bali,



Banyuwangi Bentuk Pos SAR Terpadu 


Kompak, seluruh elemen terkait yang tergabung di Pos SAR Terpadu atau IRT usai peresmian di ASDP Ketapang
Banyuwangi, BPW - Di awali apel gabungan di pelabuhan ASDP Ketapang yang dilanjut dengan pemotongan pita oleh Ogan Sugiana, sebagai pertanda resminya Kepala Satuan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi tersebut sebagai ketua Integrated Rescue Tim (IRT) atau Tim SAR Terpadu Banyuwangi. 

Dibentuknya IRT tersebut mengingat perairan Selat Bali memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi. Diharapkan, keberadaan IRT bisa menekan angka korban kecelakaan laut yang terjadi di perairan yang menghubungkan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi dan Pelabuhan Gilimanuk Bali.

Pos IRT bermarkas di dekat pintu masuk Dermaga II Pelabuhan ASDP Ketapang. Dalam peresmian Pos IRT itu, juga dihadiri pimpinan sejumlah instansi terkait yang tergabung dalam Tim SAR Terpadu.

Diantaranya tampak manager ASDP Yusuf Hadi, Kapolsek Kawasan Pelabuhan Tanjungwangi (KPT) AKP. Sudarmaji, Kasatpolair Polres Banyuwangi AKP. Subandi, perwakilan TNI AL Pasops Kapt. Laut (P) Efraim Pongsendana, Dandenpomal Kapt. Laut (PM) Tony S, Danposal Lettu. Bambang Suprapto serta Basarnas dan anggota BPBD Banyuwangi.


Ogan Sugiana, ketua Integrated Rescue Tim (IRT) atau Tim SAR Terpadu Banyuwangi saat berikan statemennya kepada sejumlah awak media
Menurut Ogan Sugiana, Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk merupakan salah satu pelabuhan terpadat di Indonesia. Sehingga keberadaan Pos SAR Terpadu diperlukan untuk memberikan respon yang cepat, tepat dan akurat  dalam melakukan pertolongan korban kecelakaan laut.

“Secara khusus kita apresiasi Satpolair Polres Banyuwangi yang mendorong pembentukan Tim SAR Terpadu. Tim yang terbentuk ini baru awal, karena keberadaan IRT atau Pos SAR Terpadu ini memang urgent sekali,” jelasnya.

Dalam operasionalnya, Pos IRT Banyuwangi di Ketapang mendapat dukungan 7 armada kapal milik TNI AL, Satpolair, Polres Banyuwangi, KPLP, KSOP dan Basarnas. Tujuh armada ini siaga di Pelabuhan Ketapang mengantisipasi manakala terjadi kecelakaan laut.

“Pos SAR Ketapang memang berada di Pelabuhan ASDP. Wilayah tugasnya mencakup kawasan perairan Selat Bali, jadi tidak terbatas di area Pelabuhan Ketapang saja,” papar Ogan Sugiana, Rabu (1/2/17).

Tujuh unit armada kapal pendukung Pos IRT selanjutnya memperagakan atraksi penyelamatan di laut. Masing-masing perwakilan instansi menerjunkan kapal andalannya untuk melakukan manuver di dekat dermaga Pelabuhan ASDP. 



Kapal Polisi X-1033 milik Satpolair Polres Banyuwangi melakukan manuver bersama armada lain saat peresmian Pos IRT Ketapang
Secara bersamaan, Kapal Polisi (KP) X-1033 milik Satpolair, TG Bantewan milik TNI AL, KPLP, KSOP serta perahu karet milik Basarnas juga melakukan unjuk kebolehan disaksikan para tamu udangan. Manuver ini juga menjadi hiburan bagi penumpang kapal yang hendak menyeberang ke Bali.

Sementara Kasatpolair AKP. Subandi mengakui, bahwa inisiatif pembentukan IRT berkaca dari kasus kecelakaan KMP Rafelia II pada Maret 2016 lalu. Penanganan yang cepat sangat menentukan dalam menekan munculnya korban jiwa.

“IRT menjadi wadah koordinasi dalam pertolongan dini laka laut. Sebelum SAR gabungan melakukan operasi penyelamatan dibutuhkan pembagian kerja yang jelas, sehingga upaya penyelamatan bisa berjalan cepat, tepat dan akurat,” tandas AKP. Subandi yang sebelumnya pernah menjabat Kapolsek KPTanjungwangi ini. (Hakim Said)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.