Banyuwangi Bentuk Pos SAR
Terpadu
![]() |
Kompak, seluruh elemen terkait yang tergabung di Pos SAR Terpadu atau IRT usai peresmian di ASDP Ketapang |
Banyuwangi, BPW - Di awali apel gabungan di pelabuhan ASDP Ketapang yang dilanjut dengan
pemotongan pita oleh Ogan Sugiana, sebagai pertanda resminya Kepala Satuan
Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi tersebut sebagai ketua Integrated Rescue
Tim (IRT) atau Tim SAR Terpadu Banyuwangi.
Dibentuknya IRT
tersebut mengingat perairan Selat Bali memiliki tingkat kerawanan yang cukup
tinggi. Diharapkan, keberadaan IRT bisa menekan angka korban kecelakaan laut
yang terjadi di perairan yang menghubungkan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi dan
Pelabuhan Gilimanuk Bali.
Pos IRT bermarkas di
dekat pintu masuk Dermaga II Pelabuhan ASDP Ketapang. Dalam peresmian Pos IRT itu,
juga dihadiri pimpinan sejumlah instansi terkait yang tergabung dalam Tim SAR
Terpadu.
Diantaranya tampak manager
ASDP Yusuf Hadi, Kapolsek Kawasan Pelabuhan Tanjungwangi (KPT) AKP. Sudarmaji,
Kasatpolair Polres Banyuwangi AKP. Subandi, perwakilan TNI AL Pasops Kapt. Laut
(P) Efraim Pongsendana, Dandenpomal Kapt. Laut (PM) Tony S, Danposal Lettu.
Bambang Suprapto serta Basarnas dan anggota BPBD Banyuwangi.
Ogan Sugiana, ketua Integrated Rescue Tim (IRT) atau Tim SAR Terpadu Banyuwangi saat berikan statemennya kepada sejumlah awak media |
Menurut Ogan Sugiana,
Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk merupakan salah satu pelabuhan terpadat di
Indonesia. Sehingga keberadaan Pos SAR Terpadu diperlukan untuk memberikan
respon yang cepat, tepat dan akurat dalam melakukan pertolongan korban
kecelakaan laut.
“Secara khusus kita
apresiasi Satpolair Polres Banyuwangi yang mendorong pembentukan Tim SAR
Terpadu. Tim yang terbentuk ini baru awal, karena keberadaan IRT atau Pos SAR
Terpadu ini memang urgent sekali,” jelasnya.
Dalam operasionalnya,
Pos IRT Banyuwangi di Ketapang mendapat dukungan 7 armada kapal milik TNI AL,
Satpolair, Polres Banyuwangi, KPLP, KSOP dan Basarnas. Tujuh armada ini siaga
di Pelabuhan Ketapang mengantisipasi manakala terjadi kecelakaan laut.
“Pos SAR Ketapang
memang berada di Pelabuhan ASDP. Wilayah tugasnya mencakup kawasan perairan
Selat Bali, jadi tidak terbatas di area Pelabuhan Ketapang saja,” papar Ogan
Sugiana, Rabu (1/2/17).
Tujuh unit armada
kapal pendukung Pos IRT selanjutnya memperagakan atraksi penyelamatan di laut.
Masing-masing perwakilan instansi menerjunkan kapal andalannya untuk melakukan
manuver di dekat dermaga Pelabuhan ASDP.
![]() |
Kapal Polisi X-1033 milik Satpolair Polres Banyuwangi
melakukan manuver bersama armada lain saat peresmian Pos IRT Ketapang
|
Secara bersamaan,
Kapal Polisi (KP) X-1033 milik Satpolair, TG Bantewan milik TNI AL, KPLP, KSOP
serta perahu karet milik Basarnas juga melakukan unjuk kebolehan disaksikan
para tamu udangan. Manuver ini juga menjadi hiburan bagi penumpang kapal yang
hendak menyeberang ke Bali.
Sementara Kasatpolair
AKP. Subandi mengakui, bahwa inisiatif pembentukan IRT berkaca dari kasus
kecelakaan KMP Rafelia II pada Maret 2016 lalu. Penanganan yang cepat sangat
menentukan dalam menekan munculnya korban jiwa.
“IRT menjadi wadah
koordinasi dalam pertolongan dini laka laut. Sebelum SAR gabungan melakukan
operasi penyelamatan dibutuhkan pembagian kerja yang jelas, sehingga upaya
penyelamatan bisa berjalan cepat, tepat dan akurat,” tandas AKP. Subandi yang
sebelumnya pernah menjabat Kapolsek KPTanjungwangi ini. (Hakim Said)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.