Kamis, 11 Mei 2017

Walau Sudah Ditutup, Praktek Lokalisasi Sumberluh Tetap Buka Asal Setoran Lancar


Suasana lokalisasi Sumberluh dimalam hari. Cewek-cewek penjaja seks duduk-duduk didepan pondokan menunggu tamu hidung belang

BANYUWANGI, BPW - Bisnis prostitusi adalah sebuah bisnis dengan perputaran uang yang cukup besar walau hanya dalam waktu satu malam dan ini sebuah bisnis yang dengan keuntungan lebih dan mudah. 

Keberadaan lokalisasi saat ini bagaikan buah simalakama. Satu sisi menjanjikan lapangan pekerjaan bagi sebagian masyarakat, namun di satu sisi dianggap sebagai "sarang penyakit". Sarang penyakit yang dimaksud adalah banyaknya kegiatan "melawan" norma sosial yang berlaku di masyarakat terjadi di sini. Kegiatan utama di lokalisasi, salah satunya adalah hiburan. Hiburan yang ditawarkan berupa jasa, baik seks ataupun semua kegiatan yang mendukung bisnis tersebut seperti penyediaan karaoke dan minuman keras. 

Di Banyuwangi, terdapat beberapa lokasi yang dijadikan tempat bisnis prostisusi, salah satunya adalah lokalisasi Sumberluh yang terletak di Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh. Keberadaan lokalisasi ini sempat menimbulkan kontroversi. Setelah dinyatakan ditutup sekitar beberapa tahun lalu, lokalisasi Padang Bulan tetap buka dan melakukan aktifitasnya walaupun jumlah pondokan sekarang berkurang menjadi sekitar 35 rumah dari sebelumnya sebanyak 60 rumah. 

Lokalisasi Padang Bulan terbagi menjadi 3 gang utama. Masing-masing gang berisi rumah warga atau disebut pondokan yang berisi beberapa wanita penghibur yang dikepalai oleh 'pemilik'. Tarif rata-rata berkisar mulai 150.000. Tetapi apabila service memuaskan, maka tip bisa diberikan melebihi daftar tarif normal sesuai dengan keinginan tamu. Untuk kencan menginap semalam, Padang Bulan mematok tarif Rp. 400.000,-. 

Tamu yang datang tidak hanya dari lokal tetapi juga dari luar daerah. Sementara wanita yang bekerja di sini bervariasi, mulai separuh baya hingga usia muda dan sebagian besar berasal loalisasi luar daerah. Derasnya uang yang berputar di bisnis ini menyebabkan banyak pihak mencoba mengambil keuntungan. Salah satunya adalah pungutan liar (pungli) disamping kontribusi resmi yang menjadi kewajiban pajak untuk daerah yang membuat legal keberadaan lokalisasi. 

Penelusuran media ini, Rabu malam (10/5/17) sekitar pukul 19.30-20.30 WIB membuahkan hasil dengan melakukan wawancara secara trrsembunyi. Banyak pihak mencoba mengambil peruntungan dari bisnis ini. Hal ini diungkapkan oleh F, salah satu pemilik warung yang berada di lokalisasi. 

"Kami memberikan kontribusi kepada pihak kepolisian dari Polsek dan Polres serta Kecamatan terkait. Hal ini merupakan rahasia umum kok mas," ungkap F. 

Ketika ditanyakan besaran kontribusi uang yang harus disetorkan, F bungkam sambil mengatakan bahwa itu rahasia mas. Namun hal ini dibuktikan dengan adanya tarikan kontribusi parkir sebesar Rp. 15.000,- dan karcis masuk sebesar Rp.5000,- perkepala yang harus dibayarkan di pos penjagaan sambil mengisi buku daftar tamu. Untuk keamanan dipegang oleh warga sekitar yang bertugas untuk menjaga keamanan lokalisasi. Untuk uang keamanan dipungut 10.000 per tamu yang menggunakan jasa seks. 

Salah satu wanita penghuni lokalisasi, sebut saja Bunga, mengatakan bahwa dirinya baru 2 bulan berada di Sumberluh. Ia dan temannya, sebelumnya adalah penghuni lokalisasi moroseneng Surabaya. Di karenakan terkena gusuran, maka dia dan temannya pindah ke Padang Bulan. 

"Saya berasal dari Malang mas, memutuskan bekerja di sini setelah terlalu banyak sakit hati,” ungkap wanita mungil ini.

Ia mengungkapkan, bahwa pilihannya ini dikarenakan tidak ada yang peduli terhadap dirinya. 

"Bahkan paman saya sendiri yang berprofesi sebagai kontraktor juga tidak peduli kepada keponakannya," cetus Bunga lagi. (Tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.