![]() |
Persiapan panitia
Gintangan Bamboo Festival 2017 yang akan dibuka Bupati Banyuwangi, Abdullah
Azwar Anas, Minggu (13/5/17)
|
BANYUWANGI,
BPW - Bambu merupakan salah satu tanaman yang
banyak dijumpai di Indonesia. Akan tetapi tidak banyak yang bersifat endemik
(khusus) tumbuh di suatu wilayah. Bambupun juga banyak manfaatnya bagi
masyarakat, seperti membuat anyaman dinding, rakit, caping, tikar ataupun di
buat menjadi hiasan ataupun souvenir.
Di Kabupaten Banyuwangi, tidak banyak
daerah dimana bambu menjadi tumbuhan endemik. Salah satu daerah yang dimaksud
adalah Desa Gintangan yang terletak di Kecamatan Blimbingsari. Saat ini,
menjelang gelar ‘Gintangan Bamboo Festival 2017’ yang akan digelar Pemkab
Banyuwangi, Desa Gintangan akan menjadi jujukan untuk acara dimaksud.
Seberapa jauh kesiapan Desa Gintangan
sebagai tuan rumah, media ini mencoba menelusuri dengan menemui Kepala Desa
Gintangan, Rusdiana, AMA Pd, Kamis (11/5/17).
Dengan murah senyum Kades wanita yang
merupakan salah satu pelopor bagaimana seorang wanita bisa menjadi pemimpin
selain laki-laki ini ngobrol santai dengan media ini. Dalam wawancara khusus,
Rusdiana mengatakan bahwa pihaknya merasa senang dan bangga ditunjuk menjadi
salah satu desa percontohan oleh Pemerintah Kabupaten. Hal ini pun dia tanggapi
dengan secepatnya membentuk panitia yang terdiri dari tim kreatif.
”Langkah awal adalah menghias Bali Desa
dengan nuansa bambu. Ini kami lakukan agar masyarakat tahu bahwa desanya punya
gawe besar. Kami juga berkoordinasi dengan lembaga yang ada dari tingkat BPD,
RW sampai RT agar turut serta mensosialisasikan kepada warga terkait gawe besar
ini,” paparnya.
Bisa menarik perhatian warga adalah
tujuan utama dari semua ini. Setelah mereka tahu, maka hal berikutnya pastilah
warga akan menjadi antusias. Festival ini merupakan pertama kali di gelar di
Gintangan. Pada kesempatan inilah sebenarnya Rusdiana ingin menunjukkan bahwa
Desa Gintangan itu kaya akan potensi. Selain potensi Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM), juga potensi budayanya.
Ketika ditanyakan mengenai apa saja
budaya yang ada, Rusdiana menjelaskan bahwa didesanya mempunyai hampir semuanya.
Contoh salah satunya adalah theteq (musik dari bambu), terbang arak, barong,
hadrah dan janger. Desa Gintangan termasuk desa penghasil anyaman bambu
terbesar di Kabupaten Banyuwangi, akan tetapi hal ini saja tidak cukup, target
utama adalah bagaimana orang bisa datang baik dari turis domestik ataupun
mancanegara dan melihat bahwa di Desa Gintangan tidak hanya terkenal karena
anyaman saja tetapi ada hal lain yang sama menariknya yang bisa menjadi magnet.
Puncak ‘Gintangan Bamboo Festival’
nanti adalah gala show. Tidak hanya penampilan seniman lokal saja, tetapi juga
tampilnya talent dari mancanegara untuk mempromosikan batik pantai yang banyak
di produksi di Desa Gintangan ini. Untuk tampilan lokal sendiri akan disuguhkan
gala anyaman massal dari warga. Ribuan warga akan menganyam dalam waktu
bersamaan.
“Ngenam (bahasa jawa) atau menganyam
adalah keahlian utama dari warga dengan bahan utama dari tanaman bambu. Kami
banyak menyuplai kebutuhan lokal semisal kukusan/tenong, tempat nasi/wakul dansebagainya.
Untuk komoditi ekspor semisal tempat buah, tempat tisu dan sekarang yang
menjadi viral adalah peci/kethu/kopyah dari anyaman bambu. Pada festival nanti
akan ditampilkan bazar serta kuliner yang ada di Desa Gintangan. Semua komponen
masyrakat beserta instansi terkait akan turut hadir menyemarakkan acara yang baru
pertama kali di gelar ini.
“Harapan kami agar ketika acara nanti
bisa berlangsung aman dan tertib. Karena menurut kami banyak manfaat yang bisa
dipetik dengan digelarnya Festival yang akan memberikan nilai pulus tidak hanya
bagi masyarakat Desa Gintangan, tetapi juga bagi masyarakat Kabupaten
Banyuwangi pada umumnya,” jlentreh Rusdiana.
Agenda Gintangan Bamboo Festival akan
berlangsung selama 3 hari, mulai tanggal 11-13 Mei 2017. Festival dibuka oleh Kades
Gintangan, Rusdiana AMA Pd, Kamis (11/5/17) pukul 08.00 WIB. Sementara grup
Hadratussyafah akan menampilkan seni hadrah dan Moco Lontar Yusuf pada malam
harinya sekitar pukul 20.00 WIB. Seni tari, dolanan anak tradisional seperti
Thetek Gintangan, Barong gintangan, Seni Terbang, Tari Anak serta Janger Osing
mengisi acara pada hari ke-2 yang dipersembahkan oleh para Talent, siswa siswi
SD serta Perangkat desa.
Sementara itu masyarakat Desa Gintangan
akan menampilkan menganyam massal dalam Nganyam Bareng. Acara akan dimulai
pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai. Untuk hari terakhir, Sabtu (13/5),
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas direncanakan datang dan membuka Festival
ini.
Setelah acara pembukaan, Bupati dan
Kepala Desa akan memberikan santunan kepada 10 anak yatim disusul tampilan
Sendra Tari dan Gandrung dengan lakon Sulung agung oleh 44 siswi SD. Barong
Kumbo dan Barong Gintangan mengisi acara selanjutnya. Penampilan Fashion Show
Batik Gintangan yang merupakan hasil dari UMKM Desa Gintangan. 44 siswa-siswi
SD akan mempersembahkan permainan Engrang dan Mobil-mobilan. Puncak dari
Festival ini adalah Show Time Bam Carnival dengan penampilan dari 10 talent
kostum terbaik disusul oleh permainan Thetek yang berbahan banboo. Terakhir,
festival akan ditutup oleh penampilan para talent dari pelajar dan umum. (Misbachul
Munir & Apong Sugianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.