Rabu, 08 Februari 2017

“Blue Fire” Di Kawah Ijen


Blue Fire atau Api Biru di dasar Kawah Ijen yang bisa dilihat pada malam hari atau dini hari sebelum matahari terbit


BANYUWANGI, BPW - Gunung api Ijen (G. Ijen) merupakan gunung api aktif yang memiliki danau kawah di puncak, dengan panjang dan lebar danau masing-masing sebesar 800 m dan 700 m serta kedalaman danau mencapai 180 m. 

Secara geografis G. Ijen berada pada posisi 8º 03’ 30” LS dan 114º 14’ 30” BT dengan tinggi puncaknya 2386 meter dari permukaan laut. Secara administratif terletak di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, serta Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Erupsi G. Ijen yang tercatat dalam sejarah adalah berupa letusan-letusan freatik yang bersumber dari danau kawah. Erupsi freatik terakhir terjadi pada tahun 1993 menghasilkan tinggi kolom asap berwarna hitam yang mencapai ketinggian 1000 m. 

Potensi bahaya erupsi G. Ijen pada Kawasan Rawan Bencana III adalah di sekitar danau kawah terlanda ancaman aliran gas racun, aliran awan panas, lumpur panas, aliran lava, hujan abu lebat dan lahar letusan. Potensi bahaya erupsi G. Ijen pada Kawasan Rawan Bencana II adalah potensi terlanda aliran awan panas, lahar letusan, lahar hujan, hujan abu lebat, kemungkinan longsoran puing vulkanik dan lontaran batu pijar.Potensi bahaya erupsi G. Ijen pada Kawasan Rawan bencana I adalah potensi terlanda aliran lahar hujan, kemungkinan perluasan awan panas atau lahar letusan, hujan abu lebat, kemungkinan dapat terkena lontaran batu pijar.


Danau Kawah Ijen, konon ter-indah se Asia Tenggara

Gunung Ijen merupakan salah satu gunung api aktif yang memiliki danau kawah dan penghasil sublimasi belerang yang cukup besar, disamping itu pandangan yang luar biasa yaitu komplek blue fire (api biru) yang bisa dinikmati pada malam hari. Tentang gambaran terjadinya blue fire (api biru), Kawah Ijen mempunyai komplek lubang fumarola yang cukup besar dengan terperatur lk. 600 derajad celcius. fumarola terjadi karena ada uap dan gas sedang solfatara terjadi  kandungan gas SO2 dan H2S dengan volume cukup banyak lalu keluar ke permukaan bumi  bercampur dengan udara dengan tekanan cukup kuat maka terjadi sublimasi belerang,maka solfatara bisa  juga disebut lubang keluarnya belerang dan ini adanya hanya di gunung api.

Blue Fire  (api biru) yang berada di Kawah Ijen  terjadi karena lubang solfatara dengan temperature  cukup  panas (lk 600 derajad celcius) membakar belerang yang berada didekat lubang solfatara sedangkan batu  belerang  (diambil penambang) terjadi  dengan temperature  160 – 200 derajad ,makanya untuk mendapatkan batu belerang diatur dengan  pipa (mengatur suhu). 


Belerang di Kawah Ijen

Di dasar kawahpun sebenarnya juga menghasilkan belerang cukup besar hal bisa diketahui dengan menggunakan alat (eco sonding). Adanya lubang solfatara yang cukup besar di dasar kawah, bisa memuncratkan tekanan  tinggi  hingga lk 140 meter  dan lebar 40 meter. Disamping hal tersebut diatas, Gunung Ijen mempunyai  panorama yang indah. Makanya tidak heran  kalau  gunung ijen, menjadi salah satu tujuan wisata  bagi wisatawan mancanegara dan domestic. ‘Sangat cantik tetapi juga membahayakan’. 

Untuk pemantauan, selama ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi secara intensif melakukan evaluasi kegiatan G. Ijen dan dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melalui Kepala Pos Gunung Api/Ijen yang dipimpin Bambang Heri Purwanto yang juga disebut Mbah Rono. (Hakim Said)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda dengan baik dan benar, mohon tidak beriklan di kolom komentar. Jika anda ingin berpromosi, direkomendasikan/endorse, atau beriklan, anda bisa " Kontak Kami Langsung ". Terima kasih.